15 Perbedaan Jaringan Distribusi dan Transmisi Listrik
Perbedaan Distribusi Dan Transmisi - Suatu energi listrik mengalir dari pusat pembangkit hingga sampai ke konsumen (pelanggan). Apakah kalian tahu bahwa penyaluran energi listrik terbagi menjadi beberapa tahap?
Penyaluran energi listrik dimulai dari pembangkit, gardu induk step up, transmisi, gardu induk step down, distribusi tegangan menengah (JTM), distribusi tegangan rendah (JTR) hingga sampai ke pelanggan.
Dua tahap penting dalam penyaluran energi listrik adalah pada jaringan transmisi dan distribusi. Nah di dalam artikel kali ini kami akan membahas pengertian dan perbedaan dari jaringan distribusi dan jaringan transmisi.
Apa Itu Jaringan Distribusi?
Jaringan distribusi merupakan salah satu tahapan penyaluran energi listrik yang dimulai dari energi listrik tegangan menengah keluaran garu induk menuju ke konsumen.
Pada jaringan distribusi terdapat dua tipe jaringan yaitu jaringan distribusi primer dengan tegangan 11 – 20 kV yang biasa dikenal dengan sebutan Jaringan Tegangan Menengah (JTM).
Setelah itu ada tipe jaringan distribusi sekunder dengan tegangan 220 / 380 Volt. Jaringan ini dikenal dengan sebutan Jaringan Tegangan Rendah (JTR).
Sehingga jika diurutkan menjadi : JTM dengan tegangan menengah 11 - 20 kv, kemudian tegangan menengah diturunkan pada gardu distribusi menjadi 220 / 380 volt. Setelah itu disalurkan pada JTR.
Apa Itu Jaringan Transmisi?
Jaringan transmisi merupakan salah satu tahapan penyaluran energi listrik bertegangan tinggi yang dimulai dari gardu induk pusat pembangkit kemudian ditransmisikan (disalurkan) ke gardu induk yang lain.
Berdasarkan tegangannya, jaringan transmisi dibagi menjadi tiga, yaitu
- SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) dengan tegangan sebesar 30 – 150 kV
- SKTT (Saluran Kabel Tegangan Tinggi) dengan tegangan sebesar 30 – 150 kV
- SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) dengan tegangan sebesar 200 – 500 kV
Perbedaan Jaringan Distribusi dan Jaringan Transmisi
No |
Aspek
Perbedaan |
Distribusi |
Transmisi |
1 |
Fungsi |
Menyalurkan
energi listrik ke konsumen (pelanggan) |
Menyalurkan
energi listrik dari satu gardu induk ke gardu induk yang lain |
2 |
Letak atau lokasi jaringan |
Lokasi jaringan
distribusi terletak dalam kota |
Lokasi jaringan transmisi
terletak di area antar kota atau kabupaten bahkan antar provinsi |
3 |
Tegangan sistem |
Tegangan sistem tidak lebih dari 30 kV. ·
JTR
(Jaringan tegangan rendah) dengan tegangan sebesar 220 – 380 volt ·
JTM
(Jaringan tegangan menengah) dengan tegangan sebesar 11 – 20 kV |
Tegangan sistem lebih dari 30 kV. ·
SUTT
(Saluran Udara Tegangan Tinggi) dengan tegangan sebesar 30 – 150 kV ·
SKTT
(Saluran Kabel Tegangan Tinggi) dengan tegangan sebesar 30 – 150 kV ·
SUTET
(Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) dengan tegangan sebesar 200 – 500 kV |
4 |
Konfigurasi jaringan |
Konfigurasi
jaringan distribusi ada 4 yaitu Loop, Radial, |
Konfigurasi
jaringan transmisi ada 2 yaitu Loop dan Radial |
5 |
Sistem penyaluran |
Terdapat 2
sistem penyaluran pada jaringan distribusi yaitu saluran udara dan saluran bawah
tanah |
Terdapat 3
sistem penyaluran pada jaringan transmisi yaitu saluran udara (Overhead
lines), saluran bawah tanah (Underground lines) dan saluran bawah
laut (Submarine lines) |
6 |
Konstruksi jaringan |
Konstruksi
jaringan distribusi lebih kompleks dan beragam. Untuk distribusi tegangagn
rendah (JTR) terdapat 10 jenis konstruksi. Untuk jaringan distribusi tegangan
menengah (JTM) terdapat 19 jenis konstruksi. |
Tidak sekompleks
dan sebanyak jaringan distribusi |
7 |
Analisis jaringan |
Lebih kompleks |
Lebih sederhana |
8 |
Jenis penyangga jaringan |
Penyangga
jaringan distribusi adalah tiang |
Penyangga
jaringan transmisi adalah menara |
9 |
Tinggi penyangga jaringan |
Tinggi tiang
penyangga jaringan distibusi tidak lebih dari 20 m. Biasanya menggunakan
tiang dengan tinggi 9, 11, 13 m |
Tinggi menara
penyangga jaringan transmisi lebih dari 20 m |
10 |
Bahan penyangga jaringan |
Tiang penyangga
jaringan distribusi terbuat dari bahan kayu, besi, baja dan atau beton. Namun untuk
saat ini lebih diprioritaskan tiang bahan beton dengan alasan ketahanan yang
lebih lama |
Menara penyangga
jaringan transmisi terbuat dari bahan baja |
11 |
Jarak antar tiang atau menara penyangga (Span) |
Jarak antar
tiang penyangga jaringan distribusi adalah 40-50 meter. Namu berdasarkan
standar atau peraturan dari AVED210 untuk tiang distribusi 9 – 12 m maka
jarak antar tiang 40 – 80 meter |
Jarak antar menara
penyangga jaringan transmisi adalah 150 – 350 meter |
12 |
Jenis kawat penghantar |
·
BCC
(Bare Copper Conductor) ·
SAC ·
AAC (All Aluminium Conductor) ·
AAAC (All Aluminium Alloy Conductor) |
·
ACSR
(Aluminium Conductor Steel Reinforced) ·
ACAR (Aluminium Conductor Alloy Reinforced) |
13 |
Kawat tarikan |
Dengan kawat
tarikan |
Tanpa kawat
tarikan |
14 |
Jarak andongan (Sag) |
0,3 – 1 meter |
2 – 5 meter |
15 |
Komponen rangkaian |
Komponen resistansi
(R) dan induktansi (L) |
Komponen resistiansi
(R), induktansi (L) dan kapasitansi (C) |
Baca Juga : 4 Jenis Konfigurasi Jaringan Distribusi Beserta Kelebihan Dan Kekurangannya
Jadi itulah materi yang menjelaskan tentang pengertian dan 15 perbedaan jaringan distribusi dengan transmisi. Semoga bisa bermanfaat bagi kalian, terima kasih.
Referensi : pdkb.id anakteknik.co.id
blog unnes Materi 4 Tiang Penyangga Jaringan
Post a Comment for "15 Perbedaan Jaringan Distribusi dan Transmisi Listrik"