8 Komponen Jaringan Tegangan Menengah JTM dan Fungsinya
Di dalam artikel ini kami akan membahas komponen jaringan tegangan menengah (JTM) dan fungsinya. Juga membahas komponen saluran udara tegangan menengah (SUTM) dan fungsinya. Jadi silahkan disimak baik-baik.
Sistem penyaluran energi listrik dimulai dari pembangkit diteruskan ke Gardu Induk (GI) kemudian ditransimiskan ke GI step down. Setalah itu didistribusikan melalui jaringan tegangan menengah (JTM) dan jaringan tegangan rendah (JTR) kemudian sampai ke rumah pelanggan.
Salah satu sistem distribusi adalah JTM. Jaringan distribusi tegangan menengah (JTM) merupakan jaringan yang menyalurkan energi listrik bertegangan 20 kV keluaran GI menuju ke jaringan teganga rendah (JTR).
Komponen Jaringan Distribusi Tegangan Menengah
Suatu jaringan tegangan menengah (JTM) terdiri dari beberapa bagian dan komponen yang memiliki fungsi masing-masing. Diantara komponen JTM adalah tiang, travers, penyangga travers, isolator, transformator, FCO, LA, penghantar dan sistem grounding.
Berikut ini merupakan komponen jaringan tegangan menengah (JTM) dan fungsinya. Serta ada komponen saluran udara tegangan menengah (SUTM) dan fungsinya.
1. Tiang
Tiang merupakan bagian jaringan distribusi tegangan menengah yang berfungsi sebagai penopang / penyangga penghantar. Tiang listrik harus memiliki daya mekanis yang tinggi sehingga dapat menahan beban tarikan penghantar atau terpaan angin.
Berdasarkan bahannya, tiang listrik dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu tiang kayu, tiang besi dan tiang beton. Berikut ini penjelasan mengenai jenis tiang listrik beserta kelebihan dan kekurangannya.
Tiang Kayu
Tiang kayu merupakan tiang yang berbahan dasar kayu pohon yang memiliki ketahanan tinggi. Kayu yang biasa dijadikan sebagai tiang adalah kayu Rasamala yang tahan akan perubahan cuaca, tidak mudah rapuh dan tidak disukai rayap.
Kelebihan tiang kayu adalah harganya murah, ukuran kecil dan bobotnya ringan. Sedangkan kekurangan tiang kayu adalah ketahanannya yang tidak lama dan rapuh ketika diterpa pohon tumbang.
Tiang Besi
Tiang besi merupakan tiang berbahan dasar baja (steel) yang sebenarnya terdiri dari 2 atau 3 pipa yang disusun. Bagian pipa atas berukuran sedikit lebih kecil dibandingkan bagian bawahnya. Tiang besi memiliki ketahanan yang lebih baik dari tiang kayu.
Kelebihan tiang besi adalah ukuran kecil dan mudah dalam pemancangannya. Sedangkan kekurangan tiang besi adalah mudah berkarat dan harganya lebih mahal.
Tiang Beton
Tiang beton merupakan tiang yang terbuat dari bahan dasar semen, pasir dan batu split yang kemudian di-cor dengan kerangka besi baja. Tiang beton kini menjadi pilihan utama bagi perusahaan yang mengelola kelistrikan seperti PLN.
Kelebihan tiang beton adalah umurnya yang lama, tidak membutuhkan pemeliharaan dan kekuatan puncak besar. Sedangkan kekurangan tiang beton adalah berat, transportasi lebih sulit dan perlu alat-alat khsusus untuk memancangnya.
Spesifikasi Tiang Listrik
Berikut ini merupakan spesifikasi masing masing jenis tiang listrik mulai dari ukuran tiang, beban rencana tiang, diameter tiang dan ketebalan tiang.
2. Isolator
Isolator merupakan komponen jaringan ditribusi tegangan rendah yang berfungsi sebagai penyekat antara pahasa dan penyekat antara phasa dengan tanah. Selain itu, isolator juga berfungsi sebagai penumpu atau penarik penghantar.
Isolator harus memiliki kemampuan mekanis dalam menumpu dan menarik penghantar yang memiliki berat. Isolator harus bisa menjaga posisi penghantar phasa agar tidak bersentuhan dengan phasa lain atau pada tiang listrik.
Berdasarkan bahannya, isolator jaringan tegangan menengah dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu isolator kaca, isolator keramik dan isolator polimer (porselin). Saat ini, isolator porselin menjadi prioritas karena memiliki keuntungan yang lebih banyak diantaranya, ringan tidak ditempeli embun.
Berdasarkan bebannya, isolator jaringan tegangan menengah dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu isolator tumpu (pin insulator) dan isolator tarik (strain insulator). Berikut ini penjelasan jenis jenis isolator tersebut.
Isolator Tumpu (Pin Insulator)
Isolator tumpu merupakan jenis isoator yang memikul beban berupa beban berat penghantar jika penghantar dipasang pada bagian atas isolator (top side) dengan sudut kemiringan maksimal 2o. Juga memikul beban tarik ringan apabila penghantar dipasang di bagian sisi (leher) untuk sudut kemiringan 18o.
Isolator Tarik (Strain Insulator)
Isolator tarik merupakan jenis isolator yang memikul beban berat penghantar ditambah beban akibat penarikan (pengencangan). Isolator tarik dipasang pada konstruksi tiang awal, tiang akhir, tiang sudut, tiang percabangan dan tiang penegang.
Isolator Telur (Egg Insulator) / Guy Wire Insulator
Isolator telur merupakan jenis isolator yang berfungsi sebagai sekat pada kawat penarik / penahan tiang. Isolator telur harus mampu menahan tarikan kawat yang digunakan sebagai penarik / penahan tiang dan juga harus memiliki daya sekat yang tinggi.
3. Travers (Cross Arm)
Travers atau Cross Arm merupakan komponen jaringan tegangan menengah yang berfungsi sebagai tempat terpasangnya isolator. Travers terbuat dari bahan baja digalvanisasi yang berbentuk U dan ada juga berbentuk persegi panjang.
Travers berbentuk U memiliki ukuran 10 x5 x 5 cm dengan ketebalan 5 mm. Sedangkan travers berbentuk persegi panjang memiliki ukuran x 7,5 x 7,5 x 7,5 cm dengan , ketebalan 5 mm.
Adapun panjang dari travers disesuaikan dengan sudut kemiringan tarikan kawat penghantar, yaitu sebagai berikut.
- Panjang travers 1800 mm untuk sudut tarikan dari 0o s/d 18o
- Panjang travers 2662 mm untuk sudut tarikan dari 18o s/d 60o
- Panjang travers 2500 mm untuk sudut tarikan dari 60o s/d 90o
Travers dipasang langsung pada tiang beton dengan baut. Sedangkan pemasangan travers pada tiang besi harus diikat dengan klem dan mur-baut. Besi penyangga harus dipasang pada travers untuk menjaga agar travers tidak miring setelah dibebani isolator + penghantar.
4. Penghantar
Penghantar merupakan komponen jaringan distribusi tegangan rendah yang berfungsi untuk menghantarkan energi listrik. Untuk saluran udara, penghantar disebut kawat karena tidak memiliki isolasi sedangkan untuk saluran bawah tanah, penghantar disebut kabel karena memiliki isolasi.
Sifat Yang Harus Dimiliki Penghantar JTM
Berikut ini 5 hal yang harus dimiliki penghantar jariangn distribusi tegangan menengah.
- Daya hantar / konduktivitas tinggi
- Fleksibilitas tinggi
- Kekuatan tarik tinggi
- Tidak rapuh
- Ringan
Jenis Penghantar Jaringan tegangan Menengah
Berdasarkan 5 sifat yang harus dimiliki penghantar di atas ditambah faktor ekonomis maka jenis bahan yang paling banyak digunakan sebagai penghantar JTM adalah logam aluminium dan tembaga. Berikut ini merupakan jenis penghantar yang digunakan pada jaringan tegangan menengah
a. Logam Murni
BBC (Bare Copper Conductor) dan AAC (All Aluminium Conductor)
b. Logam Campuran
AAAC (All Aluminium Alloy Conductor)
c. Logam Paduan
Copper Clad Steel (Kawat Baja Berlapis Tembaga) dan Aluminium Clad Steel (Kawat Baja Berlapis Aluminium)
d. Kawat Lilit Campuran
ACSR (Aluminium Cable Steel Reinforced)
5. Fuse Cut Out (FCO)
Fuset Cut Out atau FCO merupakan komponen jaringan distribusi tegangan menengah yang berfungsi sebagai pengaman lebur terhadap arus hubung singkat (short circuit). Selain itu komponen ini digunakan untuk memutus tegangan ke transformator ketika dilakukan pemeliharaan.
Di dalam FCO terdapat fuse link yang akan melebur ketika dilewati arus yang melebihi batas nominalnya. Arus nominal fuse link disesuaikan dengan arus nominal transformator distribusi yang diproteksinya.
6. Lightning Arrester (LA)
Lightning Arrester merupakan komponen jaringan distribusi tegangan menengah yang berfungsi sebagai proteksi terhadap tegangan lebih akibat sambaran petir (lightning surge) atau surja hubung (switching surge).
Lonjakan petir yang diterima lightning arrester diteruskan ke tanah melalui sistem grounding (pentanahan).
7. Transformator
Transformator atau biasa disebut trafo merupakan komponen jaringan tegangan rendah yang berfungsi untuk mentransformasikan tegangan listrik. Energi listrik tegangan menengah 20 kV diturnkan menjadi 380 / 220 V oleh transformator distribusi.
Kapasitas daya transformator distribusi disesuaikan dengan kebutuhan daya pelanggan.
8. Sistem Grounding (Pentanahan)
Sistem grounding atau pentanahan merupakan bagian dari jaringan tegangan menengah yang berfungsi untuk mengalirkan arus gangguan atau lonjakan tegangan ke tanah. Arus gangguan dari FCO dan lonjakan tanah dari LA dialirkan melalui sistem pentanahan.
Sistem pentanahan terdiri dari kawat penghantar berupa kawat BC (Bare Conductor) dan elektroda pentanahan yang terbuat dari bahan tembaga atau besi yang digalvanisasi. Elektroda pentanahan dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan bentuknya, yaitu elektroda batang, elektroda pelat dan elektroda pita.
Baca Juga : 23 Komponen Jaringan Tegangan Rendah (JTR) Dan Fungsinnya
Jadi itulah materi mengenai jaringan distribusi tegangan menengah mulai dari komponen JTM dan fungsinya, jenis komponen jaringan tegangan menengah, konstruksi JTM, komponen SUTM dan fungsinya, komponen jaringan distribusi.
Terimakasih ilmu nya bro
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete